Sabtu, 30 Mei 2009

SEJUTA HARAPAN DARI SERAMBI MASJID KAMPUS

“ Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungghnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa sejak hari pertamanya adalah lebih patut kamu shalat didalamnya. Didalamnya adalah orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” ( At-Taubah 108)

Petikan ayat di atas tampaknya memberikan sindiran kepada kita tentang peletakkan fungsi masjid sebagai tempat pembersihan diri jika dikaitkan dengan kehadiran masjid kampus. Selain persoalan fisik, sesungguhnya masjid kampus masih menyimpan pertanyaan besar berkaitan dengan masa depannya.

Pertama, adalah optimalisasi fungsi masjid berkaitan dengan jamaah yang akan menggunakannya. Masjid kampus tidak akan banyak berguna dan hanya menjadi bangunan yang mubazir seandainya tidak ada jamaah yang mengunakannya. Mengapa persoalan ini perlu dikemukakan ? Beberapa hal yang perlu dicatat sebagai hambatan adalah lokasi masjid yang kurang strategis, yakni relatif jauh dari fakultas –fakultas yang rata-rata sudah memiliki mushola dan masyarakat sekitarnya seperti Kelurahan Terban dan Kuningan. Selain itu, kekhawatiran stigma yang muncul di masyarakat terhadap lokasi pendirian bangunan masjid yang bekas makam warga keturunan Cina.

Kedua, adalah persoalan klasik bahwa setiap pendirian masjid selalu akan timbul perebutan hegemoni ataupun dominasi warna jama’ah yang duduk sebagai takmir (pemakmur) masjid. Di dalam masjid, sebagaimana kita ketahui, terdapat struktur kepengurusan yang akan menentukan model, metode dan jenis dakwah dengan warna Islam yang bergantung kepada pemahaman takmir yang bersangkutan. Maka, kekhawatiran selanjutnya adalah terjadinya perang yang tidak sehat untuk memperebutkan struktur takmir masjid.

Ketiga, adalah penciptaan ruang – ruang bagi LDK baik tingkat universitas seperti Jamaah Shalahuddin dan tingkat Fakultas untuk memberikan warna dakwah yang akademis sebagai karakteristik utama sebuah masjid kampus. Tentu saja masih banyak persoalan seputar masjid kampus dalam perjalanannya kemudian , tetapi setidaknya ketiga hal ini yang akan pertama kali bersentuhan dengan pendirian masjid kampus.

Sejuta harapan di masjid kampus, sejuta tantangan harus dijawab. Semoga dengan dimulainya penggunaan masjid kampus di bulan Ramadhan ini, menjadi awal kebangkitan pembentukan masyarakat bukan saja di kampus, tetapi juga di Indonesia dan dunia dalam melahirkan karya-karya nyata dari intelektual- intelektual muslim di UGM. Tentu saja itu tidak berarti tanpa keterlibatan kita semua dan Ridha dari Allah SWT. Amien
by: ama_syahiid@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar